Analisis Kelayakan Ekonomi Proyek Hibah PLTS Atap 5 kWp pada Gedung Pesantren di Gunungpati, Semarang
Keywords:
PLTS Rooftop, Analisis Ekonomi, penurunan emisi karbon, pvwatts, gsa, TKDNAbstract
Tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) bahwa Jawa Tengah memiliki potensi tenaga surya hingga 8.753 MW. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap 5 kWp pada Gedung Pondok Pesantren pada kegiatan hibah. Selain berperan serta dalam pengurangan efek rumah kaca diharapkan pembangunan PLTS Atap tersebut dapat mengurangi tagihan listrik. Pada penentuan kapasitas PLTS Atap hanya didasarkan pada besarnya energi yang dibangkitkan dan emisi karbon yang dikurangi tanpa mempertimbangkan nilai keekonomiannya karena merupakan kegiatan hibah. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap kelayakan pembangunan PLTS Atap pada kegiatan hibah dengan mengitung nilai Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP) dan Benefit-Cost Ratio (B-CR) menggunakan data produksi energi simulasi dari dua aplikasi yaitu Global Solar Atlas (GSA) dan PVWatts. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem mampu memproduksi 7,30 MWh/tahun (base on GSA) dan 7,13 MWh/tahun (base on PVWatts). Diperkirakan mampu mengurangi 141.7 ton dan 138,5 ton CO2 emisi CO2 selama usia pakai 25 tahun. Secara keekonomian melalui penghematan biaya tagihan listrik dinyatakan layak secara investasi dan mampu mengembalikan nilai investasi dalam kurun waktu 22,2 tahun dan 24,2 tahun. Simulasi pemasangan PLTS Atap pada bangunan non sosial dan penggunaan material non TKDN efektif mampu mempercepat PBP menjadi 8 tahun dan 8,4 tahun.