Analisis Risk Assessment Ketersediaan Rumput Laut Sebagai Bahan Baku Biogas Menggunakan Fuzzy Logic (Studi Kasus Kabupaten Konawe Selatan, Kecamatan Tinanggea)
Keywords:
Rumput Laut, fuzzy logic, risk assessment, biogas, matlab.Abstract
Budidaya rumput laut merupakan suatu kegiatan akuakultur yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. pemanfaatan rumput laut telah meluas di berbagai bidang, termasuk salah satunya Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan alternatif yaitu biogas. Euchema sp merupakan jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di daerah ini karena memiliki potensi besar sebagai sumber biogas. Biogas dengan kandungan energi yang tinggi dihasilkan dari proses fermentasi anaerob sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif yang potensial. Rumput laut Euchema sp. menghasilkan 0,4 – 1 ml biogas/gram rumput laut dengan kandungan metana hingga 56%, sehingga 1 m3 biogas setara dengan 0,5 – 0,6 liter bahan bakar diesel atau sekitar 6 kWh. Penerapan Metode Fuzzy dalam Mengukur dan Mengevaluasi Risiko Ketersediaan Rumput Laut Sebagai Bahan Baku Biogas yaitu dengan menentukan variabel dan semesta pembicaraan yang meliputi pembentukan himpunan fuzzy, pembentukan variabel fuzzy, dan penyusunan Aturan Fuzzy (Fuzzy Rules). Pada kasus ketersediaan rumput laut ini, terdapat 4 variabel, yaitu variabel Input, variabel Panen Terakhir, Harga Jual dan Total Penjualan dan variabel output, yaitu variabel ketersediaan rumput laut. Sehingga dapat diketahui bahwa ketersediaan rumput laut di kecamatan tinanggea kabupaten konawe selatan adalah 13,408 yang berada pada rentan skore 8 – 18 yaitu sedang.

